Senin, 03 Oktober 2016

BARCODE

NAMA            : RESTIA LOFITA (3101 1602 3064)
                        : SINTHA WIDIARTI (3101 1602 3077)
                        : WAYAN HADNI SOFIE (3101 1602 3091)



 Hasil gambar untuk BARCODE SCANNERHasil gambar untuk sejarah barcode scanner


Barcode atau barcode adalah suatu kumpulan data optik yang mewakili data atau informasi tertentu. Biasanya informasi barcode mengenai jenis dan harga barang. Kode barcode yang berbentuk batangan dan berwarna hitam putih ini mengandung kumpulan kombinasi batang dengan ukuran batang yang berbeda dan disusun dengan sedemikian rupa. Awalnya, penggunaan barcode adalah untuk mengotomatiskan sistem pemeriksaan transaksi di swalayan. barcode dicetak di atas stiker atau pada bungkusan barang. Kode tersebut akan dapat di baca dengan menggunakan barcode Reader yang berfungsi menerjemahkan kode barcode ke dalam data atau informasi yang memiliki arti.


SEJARAH BARCODE

Pada 1932, Wallace Flint membuat sistem pemeriksaan barang pada perusahaan retail. Awalnya, teknologi Barcode berada di bawah kendali perusahaan retail. Lalu, teknologi batang atau barcode diikuti oleh perusahaan industri. Setelah itu pada 1948, seorang pemilik toko makanan lokal meminta Drexel Intitute Technology di Philadelphia, untuk membuat sistem pembacaan informasi produk secara otomatis.

Setelah itu, Norman Joseph Woodland dan Bernard Silver, lulusan Drexel patent application, bergabung ubtuk mencari solusi tentang sistem pembacaan informasi produk secara otomatis. Woodland mengusulkan penggunaan tinta yang sensitif terhadap sinar ultraviolet pada sistem pembacaan otomatis, tapi usul tersebut ditolak karena tidak stabil dan mahal.

Kemudian, pada 20 Oktober 1949, Woodland dan Silver berhasil membuat prototipe sistem pembacaan informasi otomatis yang lebih baik. Akhirnya, pada 7 Oktober 1952, Woodland dan Silver mendapatkan hak paten dari hasil penelitian yang mereka lakukan. Untuk pertama kalinya, barcode digunakan secara komersial pada 1970 saat Logicon Inc. membuat Universal Grocery Product Identification Standard (UGPIC).

Sementara, perusahaan pertama yang memproduksi barcode atau barcode untuk perdagangan retail adalah Monach Marking. Sementara, pemakaian pertama kali barcode untuk dunia industry digunakan oleh Plessey Telecommunications. Selain itu, dibentuk sebuah komite dalam grocery industry untuk memilih kode standar yang akan digunakan di Industri.

FUNGSI BARCODE

Barcode sudah menjadi bagian penting dalam peradaban modern sekarang ini. Berikut ini manfaat pengunaan barcode:
  • Menggunakan sistem barcode dapat meningkatkan akurasi dengan mengurangi risiko kesalahan yang dilakukan manusia dari proses pemasukan data secara manual.

  • barcode sangat mudah digunakan. Dengan menggunakan hardware dan software yang tepat, penggunaan barcode dapat memaksimalkan proses pengumpulan data secara otomatis. Dan tentunya, akan lebih mudah membuat inventarisasi secara akurat dengan menggunakan sistem barcode daripada secara manual.

  • Beragam standar pemenuhan berdasarkan sistem barcode yang terstandarisasi, menjamin informasi diterima dan disampaikan dengan cara yang benar sehingga dapat diterima dan dipahami secara umum.

  • Sistem barcode menawarkan feedback yang tepat waktu. Begitu sistem barcode digunakan, data dapat diterima dengan cepat. Hal ini pun memungkinkan pengambilan keputusan yang cepat berdasarkan informasi terbaru.

  • Sistem barcode membuat aktivitas operasional dalam bisnis menjadi lebih singkat. Terbayang jika seorang kasir memasukkan harga barang secara manual.

  • Sistem barcode dapat meningkatkan efisiensi operasional sehingga memungkinkan sebuah perusahaan dapat mengemat biaya dan dapat meningkatkan keuntungan bisnis yang dijalani.


BARCODE SCANNER
Hasil gambar untuk sejarah barcode scanner

barcode scanner dapat digolongkan menjadi tiga katagori berdasarkan kepada koneksi ke komputer, jenis-jenis tersebut adalah: Jenis RS-232 barcode scanner. Jenis ini scanner barcode ini membutuhkan program khusus agar dapat mentransfer data input ke program aplikasi.

Jenis scanner barcode yang lainnya adalah barcode yang menghubungkan antara komputer dan PS 2 atau AT keyboard dengan menggunakan kabel adaptor. Jenis ketiga adalah USB barcode scanner, yang merupakan lebih modern dan lebih mudah diinstal perangkat daripada RS-232 scanner, karena scanner barcode ini memiliki keuntungan yaitu tidak membutuhkan kode atau program untuk mentransfer data input ke program aplikasi, ketika anda akan melacak barcode datanya dikirim ke komputer seakan-akan telah mengetik pada keyboard



JENIS-JENIS BARCODE

Ada beberapa standarisasi jenis barcode. Berikut ini adalah jenis barcode yang sering digunakan:
1. Code 39 : sebagai simbolik yang paling populer di dunia barcode non-retail, dengan variabel digit yang panjang. Namun saat ini code 39 makin sedikit dipergunakan dan digantikan dengan Code 128 yang lebih mudah dibaca oleh pemindai.
2. POSTNET : kode pos encoding di US mail.
European Article Number (EAN) : sebuah superset dari UPC yang memungkinkan digit ekstra untuk identifikasi negara.
3. Japanese Article Number (JAN) : serupa dengan EAN, digunakan di Jepang.
4. Bookland : berdasarkan nomor ISBN dan digunakan pada sampul buku.
5. ISSN bar code : berdasarkan nomor ISSN, digunakan pada majalah di luar AS.
6. Code 128 : digunakan dalam preferensi untuk Code 39 karena lebih kompak.
7. Interleaved 2 of 5 : digunakan dalam industri pelayaran dan gudang.
    Codabar : digunakan oleh Federal Express, di perpustakaan dan bank darah.
8. MICR (Magnetic Ink Character Recognition) : sebuah font khusus yang digunakan untuk nomor di bagian bawah cek bank.
9. OCR-A : format pengenalan karakter optik yang digunakan pada sampul buku, untuk nomor ISBN     agar bisa dibaca oleh manusia.
10. OCR-B : digunakan untuk mempermudah pembacaan barcode versi UPC, EAN, JAN, Bookland, dan ISSN dan Code 39.
11. Maxicode : digunakan oleh United Parcel Service.
12. PDF417 : suatu jenis barcode 2-D baru yang dapat encode sampai 1108 byte informasi; dapat terkompresi seperti pada sebuah portabel file data (PDF).

Tipe barcode yang banyak di Indonesia adalah EAN 13, yaitu kode barcode dengan 13 digit. Dimana 3 kode awalnya merupakan kode negara Indonesia (899). Kemudian empat angka berikutnya menunjukkan kode perusahaan. Selanjutnya lima angka secara berturut-turut merupakan kode produk dan angka terakhir berupa validasi atau cek digit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar